Sunday, June 13, 2010

MENUNGU DALAM GELAP

Katakan pada mereka

Aku di sini LOVE ALONE

Yang tak mampu memdengar beberbagai yanyian keriangan cinta

Yang tak mampu melihat butiran kasih sayang

Dan tak mampu menyimpan harapan terbaik bagi cinta

Karna aku tlah mati karna cinta


malam ini adalah malam yang menarik tawa dan kerinagang ku

bukan badut-badut menghiburku dan bukan dari cerita lucu

tetapi pada seyumanya ketika aku melamun.

PESAN DARI SURGA

Sampaikanlah pada dia.rintihan dari kaum kaum penyanyang

Bisikan kepadanya.jiwamu rasuki ruang terkecilku

Dengan secangkir air mata pelepas dahaga.

Kau tumpahkan tepat di jantung hatiku

Memakan dari kesetiaanku

Dan meniduri setiap malamku

Wahai kekasih

Dengarkan pesan dari surgaku

Kepakan sayap angkuhmu dari setiap pertayaan aku

Yang tak pernah kau mampu menjawabnya

Karena ke ankuhan mu memberi harapan yang menyesatkan aku

“Bunulah aku dengan Cintaku”

Hari indah bagi jiwa yang luka

malam ini adalah malam yang menarik tawa dan kerinagang ku

bukan badut-badut menghiburku dan bukan dari cerita lucu

tetapi pada seyumanya ketika aku melamun.


Aku sering berbicara pada malam “wahai malam bawalah pesan ini utuknya, katakan bahwa sayangku seperti kedelai dan tempe. melalui proes pembusukan,dan di jemur dalam terik matahari untuk menjadikannya semakin lengket tak terpisah,di bawa dalam tungku pembakaran yang medidih yang makin membuatnya lezat


1 februari aku membawa karya terindah utuknya,bukan harta.bukan benda tetapi jiwa kesetian yang aku pilar dari tangan-tangan kalangan penyanyang.

Dari butiran harapan yang berkumpul jadi satu laksana armada perang yang siap aku persembahkan hanya untuknya.


Saat musim semi aku tak mau lagi mebicarakan cerita,tak mau aku mengagungkannya.Semakin aku tak percaya mengatas namakan cinta hanya untuk memiliki dirinya.Saat aku memilikinya apakah aku mampu mebahagiakannya.dan apakah aku akan tetap memuja cinta yang telah meyanyat aku dengan sebilah sendok tepat di hatiku






1 comment:

  1. menataplah wahai pujangga lama..
    karena dunia tak selalu peluh selah..

    menataplah wahai pujangga lama..
    karena hari ini menjadi komudity sunyi..

    menataplah wahai pujangga lama..

    ReplyDelete